Kamis, 11 Juni 2009

Di Atas Sahabat

Telfon genggamku berbunyi di awal malam. Sebuah pesan pendek datang, sebuah pesan yang datang dari salah seorang kawan yang telah menjadi salah satu bagian terbaik dari hidupku. Salah seorang dari sekian yang berarti dalam hidupku.

Pesan itu berisikan puisi, rima, pantun, atau sajak atau entah apa itu namanya. Aku tak pandai dalam bidang sastra. Puisi, pantun, rima atau sajak itu berisikan tentang betapa berartinya seorang sahabat. Betapa agungnya persahabatan. Betapa mulianya sebuah persahabatan. Betapa sucinya hati orang yang bersahabat. Melalui pesan itu kawanku berkata dengan kata-kata indahnya, bahwa sahabat adalah rangkuman dari seluruh kasih sayang. Sahabat bisa menjadi orang yang perhatian pada kita, sahabat bisa menjadi orang yang menyebalkan, dan sahabat bisa sangat menyayangi kita lebih dari apapun.

Aku tersanjung.

Aku merasa sangat dihargai dengan dia mengirimku sebuah pesan pendek itu. Aku merasa dia sangat menghargai apa yang telah aku upayakan dan apa yang telah ia usahakan untuk persahabatan ini. Untuk terus menjaga keutuhan apa yang ada diantara kita berdua. Aku benar-benar menghargai apa yang telah dia lakukan. Aku menghargai apa yang dia lakukan adalah bentuk dari penghargaannya sebagai teman, sahabat, kawan, dan bentuk dari perasaannya tak tak ingin kehilangan. Aku pun merasa demikian, aku tak ingin kehilangan mereka.

Sahabat. Seseorang yang sangat beharga untuk kita miliki.

Sahabat bukanlah orang yang kita kenal karena mereka adalah keluarga kita. Sahabat adalah orang yang tak bertendensi seperti teman bisnis. Sahabat adalah orang yang bisa menjaga kita saat kita butuh perlindungan. Sahabat adalah mereka yang menampar kita saat kita lakukan kesalahan. Sahabat adalah yang mengajak kita berlari kejar hidup kita yang lebih berarti. Maka sebelum kita kehilangan mereka, selagi mereka ada di sisi kita, kita katakan dan biarakan mereka tahu bahwa kita mencintai dan menyayangi mereka.

Nyatakan cinta kita kepada sahabat kita sebelum habis waktu kita.

Namun, di luar itu semua. Sudahkah kita nyatakan cinta kita kepada orang yang lebih dekat dari sahabat?

Dengan banyaknya nada, banyaknya puisi, pantun, sajak indah, dan kata-kata bijak yang telah tercipta tentang arti sahabat, agaknya kita melupakan sesuatu yang sebenarnya lebih berarti. Jauh lebih berarti dan tak akan ternilai. Seseorang yang begitu dekat hingga kita tak menyadari bahwa mereka begitu dekat di hati kita. Seseorang yang karena begitu dekat, kita sering lupakan mereka. Seseorang yang begitu dekatnya apabila kita kehilangannya, tak akan pernah habis air mata kita tangisi ketiadaannya. Seseorang yang sering kali kita lupa untuk kita beri ucapan cinta.

Seseorang yang sering kali kita lupa untuk kita beri ucapan cinta.

Keluarga.

Keluarga. Kata-kata yang sangat biasa terdengar oleh telinga. Namun cinta mereka tak biasa kita lihat dengan sanjungan. Keluarga, yang cintanya adalah cinta tanpa syarat. Cinta yang lebih tanpa syarat dibandingkan dengan hanya seorang sahabat. Walau kita tak menganggap kehadiran cinta mereka, namun cinta itu tetap hadir di hati kita. Cinta yang tak terbalas, dan tak berbalas. Mereka yang timang dan tampar kita karena kasihnya pada kita. Mereka yang berikan payung perlindungan agar kitaterlindung dari hujan. Walau dengan payung sederhana tak bertaburan intan berlian. Tapi kasih di hati mereka tak akan tertandingi oleh sebuah batu safir sekalipun. Kesederhanaan kasih keluarga yang tak mewah namun jujur dari hati.

Agaknya kita terlalu disibukkan dengan sahabat kita. Hingga kita lupakan orang terdekat di hati kita. Orang-orang yang tetap kasihi kita walau tak terhitung berapa kali kita sakiti mereka. Tak terhitung berapa kali kita kecewakan mereka. Berapa kali kita buat mereka menangis. Namun mereka tetap berikan kasihnya pada kita, dan lupakan seluruh air mata yang telah mengalir.

Mereka yang bertanya-tanya dan khawatirkan kita bila kita tak kunjung pulang. Mereka yang berikan doa dalam setiap sujud mereka. Mereka yang tengadahkan tangannya dan memohon segala kebaikan dunia dan di hari akhir nanti untuk kita. Mereka, yang mempersalahkan diri mereka sendiri jika kita telah melakukan kesalahan. Mereka yang hancurkan diri mereka demi ketegaran kita. Mereka, tempat kita kembali.

Sedangkan sahabat. Seagung itukah seorang sahabat? Semulia itukah seorang sahabat? Setulus itukah hati seorang sahabat? Sampai mana setianya pada kita seorang sahabat?

Sahabat.

Sahabat?

Memang penting arti sahabat di hidup kita. Aku tak menyangkal akan hal itu. Seorang nabi berpesan pada umatnya, bila hendak menilai seseorang, lihatlah sahabatnya. Namun nabi tak pernah melupakan keluarganya demi sahabat. Karena keluarga adalah anugerah pertama yang diberikan kepada kita. Merekalah orang pertama yang harusnya kita berikan cinta tanpa syarat kita. Orang pertama yang kita beri ucapan cinta. Orang pertama yang rasakan penghargaan dari kita. Orang pertama yang dapatkan hormat kita. Orang pertama dalam daftar ucapan terima kasih kita. Orang pertama yang kita berikan seluruh dedikasi kita. Orang pertama yang kita bahagiakan. Orang pertama yang kita buat mereka tersenyum. Orang pertama yang kita sapa di saat kita terbangun dari lelap kita.

Sahabat, jangan nafikan cinta keluarga kita.

Ungkapkanlah cinta kita, dan buat mereka berharga dan bahagia. Di atas sahabat kita.

Sedikit Tentang Diriku

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia
Lelaki yang selalu ramai dalam kesepian dan sepi dalam keramaian.. wah kayak lirik lagunya almarhum Chrisye ya..